Selasa, 13 Mei 2014

“ AKU DAN BIK SUMI “

Ya, siapa lagi kalau bukan bik Sumi , orang yang sering membuatku cemburu hampir tiap hari .
Bik Sumi , wanita berumur 52 Tahun ini , sudah 5 tahun membantuku mengasuh  Dina ,  kalau gak salah mulai Dina umur 4 tahun sampai  sekarang 9 tahun .
Selama ini dalam hal pekerjaan , aku merasa cocok dengannya , banyak alasan yang membuatku cocok , diantaranya , bik Sumi orangnya pendiam , gak suka gossip , seperti   2 pengasuh Dina sebelumnya , yang hobbynya ngrumpi dan dolan ke tetangga .
Sifat suka ngosip itu yang membuatku gak tahan , apalagi ujung ujungnya aku yang digosipin , walah , kan tambah parah tuh , ya siapa yang mau punya pembantu seperti   itu .
Terhitung dengan bik sumi , berarti sudah 3 kali aku ganti pembantu dan untunglah yang terakhir ini rumahnya tidak  begitu jauh dariku  sehingga kalau ada keperluan  sewaktu – waktu aku gampang menghubunginya .
Sebenarnya tidak ada yang salah dengan bik Sumi , semuanya baik baik saja , cuman ya itu , kedekatannya dengan anakku , membuat aku  merasa di nomerduakan .
Anakku mulai pilih pilih , apa – apa bik Sumi , semua minta diladeni bik Sumi , bahkan masakpun kalau masakanku gak mau , aku paling sebel kalau dia bilang …
“ Aku  gak mau masakan bunda , gak enak , aku mau masakan bik Sumi …”
Nah..! lo kan …?!
Gimana coba kalau sudah seperti itu . perasaanku seperti tercabik gak karuan , dimana harga diriku di depan pembantu , gak ada kan …?
Belum lagi kalau mau berangkat sekolah . Dina  manjanya minta ampun  pada bik Sumi , ada saja alasan yang membuatku makin sakit  hati karena perlakuan anakku  itu  .
Mulai dari memandikannya , memakai baju , sarapan , semua minta diladeni  bik Sumi , kalau kusuapi aja dia menolak dan menutup rapat mulutnya , ya ampun , bagaimana ini ….
Kupikir -pikir kalau kondisinya terus kubiarkan , pasti berbahaya , kekhawatiranku begitu besar . sebagai seorang ibu tentu saja aku kuatir  kasih sayang anakku   berpindah tangan ke orang lain .
Wah ! bisa gawat , jangan sampai Dina  lupa kalau aku ibunys , berbahaya ….!
Suatu sore , aku coba diskusi  dengan suamiku ,
“ Kenapa ya mas , Dina sekarang gak mau denganku , dia lebih suka  diladeni bik Sumi daripada aku …”
Dengan berharap harap  cemas , aku berdo’a supaya  suami tidak menyalahkan aku atas kondisi yang serba bertolak belakang ini ..
“ Ya jelas aja , la dia jauh darimu , kamu acuh  gitu …”
Nah , kan ! sudah kutebak jawabannya
Tanpa melihat ke arahku , suami menjawab sambil terus menatap Koran di depannya .
“ Acuh bagaimana , aku merasa selama ini sudah memperhatikan Dina dengan baik , begitu pulang kerja , sediakan waktu buat dia , malam juga ….”
Banyak kalimat  kusodorkan pada suami  , tapi reaksinya sama . mas Rio menganggap akulah yang menciptakan kondisi seperti ini .
Meski aku merasa sudah  memberi waktu dan menuruti semua keinginan anakku salah satunya dengan membawakan oleh – oleh setiap pulang kantor , tetap saja waktu untuk anakku dinilai terlalu sedikit , sehingga dia tumbuh menjadi anak yang kurang perhatian , introvert , acuh dan selalu membuat  ulah .
“ Coba lebih perhatikan Dina , sediakan waktu interaksi berdua , ngobrol , jangan sibuk dengan diri sendiri …”
Begitu pesan mas  Rio padaku , sederhana sekali kata – katanya , tapi karena itulah aku harus berfikir dan menjadwal ulang  semua jadwalku yang padat dan sudah tertata rapi .
Ya…kupikir gak ada lagi yang bisa kulakukan kalau sudah seperti ini , mau tidak mau suka tidak suka , nasehat suami harus dilakoni supaya aku gak kehilangan kasih sayang anakku .
Belajar dan introspeksi  diri, hanya itu yang bisa kulakukan , belajar psikologi anak dan menanyakan permasalahan anakku pada psikolog anak , yang akhirnya kudapatkan  jawaban  singkat …
 seorang anak bagaikan selembar kertas putih , mau kita isi apa kertas itu terserah kita ,akan membuat kita bahagia atau tidak semuanya terserah kita , maka…lakukanlah yang terbaik …”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar