Selasa, 13 Mei 2014

“ BUNDA , JANGAN BOHONG YA ….?”

“ Bunda ada telfon ….!”  Teriak Rindi dari dalam rumah . suaranya keras sekali , langsung terdengar  dari luar  . Aku yang tengah menata pot bunga di taman sebelah  sontak berdiri dan bergegas menghampiri arah suara ….
“ dari siapa mbak …?”
“ dari bu Bambang …”
“ Ada apa …?”
“ Mana gua tahu …”  jawab Rindi sambil mengangkat bahu , wajahnya terlihat acuh .
Kuabaikan aja dia langsung kuhampiri ganggang   telfon
“ Halo , bu Bambang apa kabar …, saya sedang repot bu , bantu Rindi ngerjakan PR , maaf ya bu saya tidak bisa kesana …, Wassalam ….”
Hanya itu kalimat yang muncul , kusingkat seserhana mungkin supaya cepat selesai .
Jujur saja ,  aku paling males meladeni bu Bambang si Tukang gossip itu , kalau aku mau diajak ke rumahnya , pasti panjang dech urusannya , diajak ngomong ini ngomong itu , akibatnya , pekerjaan rumahku terbengkalai .
Setelah kupikir pikir , aku yakin telah mengambil  keputusan yang tepat  dan kini saatnya  kembali menyelesaikan pekerjaanku , menata pot dengan tanaman  hias yang berantakan akibat  pertengkaran kucing siapa aku gak tahu …
Satu persatu tanaman yang copot dari potnya kukembalikan , sedikit kuberi air kemudian kutata rapi .
Tak lama kemudian  Rindi menghampiriku …
“ Mama , mama tadi bohong ya …?”
Aku mengernyitkan kening
“ Bohong gimana ….?” Sahutku
“ Kapan  sih …? “Tadi waktu di telpon , mama bilang lagi repot bantuin aku  kerjakan PR , padahal aku kan gak ada PR ……., aku juga gak lagi ngerjakan apa apa sekarang ….?”
Oh, My God , baru sadar aku kalau tadi aku diamati anakku sendiri .
Kujawab  apa ya   kira – kira  supaya anak ini paham …
“ Soalnya tadi itu mama terpaksa mbak , kuatir diajak ngegosip sama bu Bambang , males ach , jadi ya , mama bohong aja …” ringan sekali omonganku ..
“ Tapi  kan gak harus Rindi yang dijadikan sasaran Bunda …”
Anakku mencoba  berontak
“ Iya mama tahu , tapi kalau alasan lain , mama kuatir gak percaya , jadi ya ….kau aja yang dijadikan alas an ….”
“ Bunda nakal ….!”
“ iya dech , minta maaf ….”
“ Bunda suka bohong gitu , Rindi gak suka itu …”
“ Iya dech , janji gak kuulangi lagi …”
“ gak usah janji , Bunda gak jujur ,  selalu aku yang dijadikan alasan …!!”
Tiba – tiba Rindi histeris berlari meninggalkanku menuju kamarnya …
Aku tertegun , mimpi apa aku semalam , diprotes anakkua seperti ini …
Gak ada pilihan lain , harus segera diselesaikan . Bergegas aku merapikan tanamanku dan mendatangi anakku , otakku terus berfikir bagaimana cara menyelesaikan amarah Rindi .
Kuingat ingat lagi , sepertinya benar kalau aku selama ini sering bohong  pada anakku , tapi kapan ? , dimana ? masalah apa …? Kucoba ingat ingat lagi peristiwa yang lalu .
Ya Allah kok sulit sekali ya mengingat  kesalahan sendiri , kenapa aku ini , gampang  lupa , pikun di usia separuh baya , kebanyakan makan pantat ayam paling ya ….? Ha..ha …
“ Rin…! Rindi ….”
Kogoyang goyang tubuh mungil yang ngambek di depanku , malaikat kecil ini begitu nyaman membenamkan wajahnya di bantal ….tangisnya terdengar pelan .., oalah Rin…Rin…
Sambil mencoba menenangkan  , aku introspeksi diri , menmunguti kembali kesalahan yang pernah kulakukan  satu persatu .
Ya Allah ,  setelah kuhitung , lumayan juga jumlahnya , lebih dari 10 , baru kuingat , ternyata selama ini aku selalu menjadikan anakku sebagai alasan  kebongonganku .
Aku sering reflek secara nggak sengaja , menjadikan anakku sebagai alasan kalau aku merasa gak nyaman . Bayangin saja , kalau ada telfon dari orang yang tidak kusuka ,  langsung kusuruh  dia bilang kalau aku gak ada , termasuk kalau  ada tamu , atau misalnya ada teman Rindi   ngajak main  sementara     anaknya sedang tidur , kubilang aja     Rindi sedang pergi , ujung ujungnya  anakku waktu di sekolah ditanya  temannya , benarkah dia gak ada di rumah …
Bisa kubayangkan pasti anakku gelagapan menjawab pertanyaan teman itu  
Ya Allah , bagaimana ya , aku sendiri  sebagai orang tua  bingung , di persimpangan jalan …
“ mama jangan jadikan aku alasan terus ….”
Kudengar suara anakku pelan , nggak tega  rasanya …
“ Iya nak , Insya Allah Bunda gak ngulangi lagi , Bunda usahakan gak bohong lagi …” jawabku pelan
“ Janji lo Bunda …”
Aku mengangguk , berat sekali rasanya . Anak – anak terlalu murni untuk  semua ini dan aku nggak      ingin kepercayaan yang diberikan Rindi menguap begitu saja , hanya karena kebohongan kecil yang   menumpuk hingga menimbun rasa percaya dirinya .




Tidak ada komentar:

Posting Komentar