Kadang aku heran dengan diri sendiri , sudah berumur 40 tahun , aku
belum juga menemukan passionku . Apa yang kusuka dan apa yang seharusnya kulakukan .
Banyak buku motivasi yang
menegaskan semakin cepat kita menemukan apa yang kita sukai atau passion kita , semakin cepat pula kita menemukan jati
diri menuju kesuksesan .
Kalau seorang anak mulai kecil sudah punya passion dan orang tuanya mensupport , secara
gak langsung perjalanan hidupnya akan
terarah sesuai garis hidup yang telah
ditakdirkan untuknya .
Namun sayang seribu sayang ,
tidak semua orangtua memahami hal itu , mereka yang hidup di kota bisa
jadi lebih beruntung karena pengetahuan
dan lingkungan yang mendukung , sementara mereka yang hidup di desa , kurang
beruntung dalam hal itu .
Jangankan untuk sekolah , untuk makan aja masih kesulitan , terlalu banyak kondisi yang kurang menguntungkan membuat mereka seringkali merasakan
ketidakberdayaan yang amat sangat
terhadap ketertinggalan ilmu
pengetahuan dan teknologi .
Dan itu yang terjadi padaku yang
berasal dari daerah ujung timur pulau Jawa .
Di kota kelahiran ku , masih
ingat aku betapa hidupku kurang beruntung . Kemiskinan menggerus keluargaku mulai
bayi sampai balita , selama itupun aku tidak pernah merasakan nikmatnya minum
susu dan gantinya air tajin atau air gula .
Di satu sisi aku bersyukur masih hidup sampai sekarang , tapi dalam
relung hati terdalam aku masih menyimpan pertanyaan , kenapa bias begitu ….
Ketidaktahuan akan banyak hal membuat hidup kurang menguntungkan dan terkesan hampa .
Sampai saat ini misalnya ,
kembali aku merenung , seandainya aku tahu dari dulu kalau bakatku menulis dan
technology sudah secanggih sekarang , mungkin aku sudah sangat berhasil , gak
kesulitan seperti sekarang .
Kalau dirunut lagi , sebenarnya
dari umur 8 tahun , aku sudah punya hobby menulis , entah itu cerita anak atau
puisi , dan kalau tulisanku kukirim ke majalah anak aku sering dapat hadiah
sebagai honor pemuatan karyaku ….
Bahagia , itu yang kurasakan ,
tapi rupanya orang tua kurang begitu support , mereka mengira menulis bukan
suatu kemampuan yang bsa menghasilkan uang , gak seperti jadi PNS atau profesi
kantoran lainnya .
Sudut
pandang yang penuh ketertinggalan inilah
yang akhirnya membuatku terjerembab dalam profesi yang tidak sesuai dengan keinginanku yakni menjadi penyiar radio , nyambi jadi guru akuntansi .
Jelas jelas profesi ini tidak ada
di jalur passionku , tapi apa mau dikata , demi menyenangkan orangtua dan
membuat bapak bangga , aku rela mengubur passionku lalu menuruti saja jalan
hidup yang penuh campur tangan orang tua .
Seolah olah aku jadi bonekanya
bapakku , gak berani punya pendirian , aku menurut saja ketika bapakku lebih dominan mengatur hidupku .
Mulai dari soal penjurusan di SMA sampai perguruan tinggi
, dominasi orangtua berlebihan ibarat doktrin yang terus menekan otakku pagi ,
siang dan malam .
Dan
sekarang , aku berharap ada perubahan kondisi .
“ Passion “ yang sudah terkubur kini akan
kubangkitkan kembali arwahnya , menjadi seorang penulis, berjalan di atas garis
takdir yang telah tertulis untukku .