Selasa, 13 Mei 2014

ANTARA AKU , BAPAK DAN PASSIONKU

Kadang aku heran dengan  diri sendiri , sudah berumur 40 tahun , aku belum juga menemukan passionku . Apa yang kusuka dan apa yang seharusnya  kulakukan .
Banyak buku motivasi yang menegaskan  semakin cepat  kita menemukan apa yang  kita sukai atau passion  kita , semakin cepat pula kita menemukan jati diri menuju kesuksesan .
Kalau seorang anak  mulai kecil sudah punya  passion dan orang tuanya mensupport , secara gak langsung  perjalanan hidupnya akan terarah sesuai garis hidup yang  telah ditakdirkan untuknya .
Namun sayang seribu sayang , tidak semua orangtua memahami hal itu , mereka yang hidup di kota bisa jadi  lebih beruntung karena pengetahuan dan lingkungan yang mendukung , sementara mereka yang hidup di desa , kurang beruntung dalam hal itu .
Jangankan untuk  sekolah , untuk makan aja masih  kesulitan , terlalu  banyak kondisi yang kurang menguntungkan  membuat mereka seringkali merasakan ketidakberdayaan yang amat sangat  terhadap ketertinggalan  ilmu pengetahuan  dan teknologi .
Dan itu yang terjadi padaku yang berasal dari daerah ujung timur pulau Jawa .
Di kota kelahiran ku , masih ingat aku  betapa hidupku kurang  beruntung . Kemiskinan menggerus keluargaku mulai bayi sampai balita , selama itupun aku tidak pernah merasakan nikmatnya minum susu dan gantinya air tajin atau air gula .
Di satu sisi aku bersyukur  masih hidup sampai sekarang , tapi dalam relung hati terdalam aku masih menyimpan pertanyaan , kenapa bias begitu ….
Ketidaktahuan akan banyak hal  membuat hidup kurang menguntungkan  dan terkesan hampa .
Sampai saat ini misalnya , kembali aku merenung , seandainya aku tahu dari dulu kalau bakatku menulis dan technology sudah secanggih sekarang , mungkin aku sudah sangat berhasil , gak kesulitan seperti sekarang .
Kalau dirunut lagi , sebenarnya dari umur 8 tahun , aku sudah punya hobby menulis , entah itu cerita anak atau puisi , dan kalau tulisanku kukirim ke majalah anak aku sering dapat hadiah sebagai honor pemuatan karyaku ….
Bahagia , itu yang kurasakan , tapi rupanya orang tua kurang begitu support , mereka mengira menulis bukan suatu kemampuan yang bsa menghasilkan uang , gak seperti jadi PNS atau profesi kantoran lainnya .
                Sudut pandang yang  penuh ketertinggalan inilah yang akhirnya membuatku terjerembab dalam profesi  yang tidak sesuai dengan keinginanku  yakni menjadi penyiar  radio , nyambi  jadi guru akuntansi .
Jelas jelas profesi ini tidak ada di jalur passionku , tapi apa mau dikata , demi menyenangkan orangtua dan membuat bapak bangga , aku rela mengubur passionku lalu menuruti saja jalan hidup yang penuh campur tangan orang tua .
Seolah olah aku jadi bonekanya bapakku , gak berani punya pendirian , aku menurut saja ketika  bapakku lebih dominan mengatur  hidupku .
Mulai dari  soal penjurusan di SMA sampai perguruan tinggi , dominasi orangtua berlebihan ibarat doktrin yang terus menekan otakku pagi , siang dan malam .
                Dan sekarang , aku berharap ada perubahan kondisi .
 Passion “ yang sudah terkubur kini akan kubangkitkan kembali arwahnya , menjadi seorang penulis, berjalan di atas garis takdir yang telah tertulis  untukku .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar