"Jangan nonton TV terus bunda ...."
Kalimat itulah yang selalu
diucapkan Rangga , anakku , setiap kali
aku lagi enak – enak nonton
Televisi ….
Wajahnya selalu merengek ingin diperhatikan , ia memasang muka
memelas dan protes seolah , perhatian
yang seharusnya kuberikan untuknya , telah dirampas oleh benda ajaib bernama “ televisi “
Dan reaksiku sendiri bagaimana ?
Ow… ternyata aku lebih sering
tidak memperdulikan dia daripada bergegas berdiri , menghampiri dan memeluknya
…
“ Ayolah bunda , jangan nonton TV
terus ….”
Rupanya Rangga gak mau menyerah , dia tahu kalau aku cuekin
, tangan kecilnya mulai menarik – nari tanganku . Ayo bunda …, temani Rangga
main ular tangga …ayo bunda …jangan lihat TV terus …”
Dengan rasa kesal aku bergumam …
“ Ach anak ini , ganggu orang tua
aja bisanya ….” Kesal sekali rasanya , lagi enak enak nonton senetron , pas
lagi seru – serunya …, eh terhenti gara – gara rengekan Rangga .
Sebel juga sih , tapi mau gimana
lagi , nanti kalau gak dituruti , dia pasti nangis , lalu mengadu ke ayahnya ,
lalu aku dimarahi dan aku jelas gak
berani bantah …, karena kalau itu terjadi dia akan marah kemudian terjadilah pertengkaran ….. satu hal
yang paling tidak kusuka ….
Kalau dipikir kembali ,
sepertinya kejadian kejadian seperti ini
bukan yang pertama , bolak balik aku kena marah suamiku gara – gara aduan si
kecil yang merasa tidak kuperhatikan …
Beginilah kondisiku ,
aku sering mengalami dilema dengan diri sendiri , mungkin saja penyebabnya , karena
kalau sudah nonton Televisi , terutama
acara yang kusukai , aku seperti punya dunia sendiri , tiba – tiba merasa
seperti masuk ke Televisi dan menjadi bagian dari cerita yang kutonton
.
Kalau dilihat dari plus minusnya
, nonton senetron apa sih positifya , gak banyak sih …paling paling ya supaya
gak nyambung kalau lagi ngobrol sama ibu ibu di perumahan …dan minusnya
…..hhmmm apa ya …, mungkin diantaranya .., gara – gara di depan TV ,
cucianku numpuk , belum masak , kadang
waktunya setrika tapi terpaksa
tertunda karena episode senetron lagi
seru serunya ….
Akibat lainnya ya …untuk hari itu
hidupku , kacau balau hanya gara gara
waktu 3 jam terbuang percuma dan aku tidak menghasilkan apa apa , justru otakku dipenuhi dengan cerita cerita senetron yang
inilah , yang itulah , sampai terkadang aku benci dengan salah satu tokoh hanya gara
– gara dia berperan jadi orang
lahat ….
Coba kalau aku ceritakan kembali senetron pada suamiku , dia pasti berkata,
“ Sudah lah , gak usah cerita yang gak penting , senetron aja dipikirin ,
mending ngurus Rangga atau ngerjakan apa
gitu yang lebih bermanfaat daripada sekedar nonton TV ….”
Deg ! kata – kata Mas Doni seperi
busur panah yang tepat mengenai ulu
hatiku ….., sakit ..ya sakit banget …..
Kritikan itu muncul yang
berarti suami ingin aku merubah diri
, dan aku harus melakukannya kalau gak mau
berdampak lebih parah lagi ….
Malam
harinya , setelah menidurkan Rangga sekiatr jam 9 malam , aku coba introspeksi
diri , kembali aku merenungkan lagi kata – kata Mas Doni sore tadi , mumpung suamiku sedang keluar ada
rapat RT , aku ada waktu untuk menulis
buku harian , aktivitas yang sudah lama tidak kusentuh , mungkin sekitar 2 bulanan , dan saat ini aku begitu
merindukannya …
Aku ingin bicara dengan diriku sendiri saat ini dan tentu saja aku
ingin memberikan yang terbaik bagiku dan
keluarga .
Sejenak aku terdiam di depan
diary , ya Allah , aku ingin mengoreksi
diri lewat buku ini , demi sesuatu yang lebih baik , aku akan coba
lebih peduli lagi dengan rangga , malaikat
kecil yang selama ini agak kusia –
siakan hanya karena ke-egoisanku untuk
sesuatu yang tidak penting ..
Maafkan aku ya Allah , agak
teledor menjaga titipanMu , Insya Allah aku akan belajar lebih menghargai waktu mulai besok , Amin .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar