Selasa, 13 Mei 2014

PKK

Kalau nyebut istilah PKK , pasti  yang terbayang adalah organisasi ibu – ibu , yang jumlahnya lebih dari 20 orang  pake ‘ baju hijau lumut dan kalau sudah ngumpul ngumpul pasti ramainya minta …. Ampun
Ya , namanya  saja kumpulan ibu ibu ya  harus dimaklumi , la gimana ….
Dua orang ibu saja kalau bertemu  sudah ramai apalagi 20 orang  , pasti heboh . hiruk pikuk ramainya pasar bisa kalah dengan  suara  sahut sahutan para ibu yang saling cerita  sana sini , entah apa yang dibicarakan .
Rasanya memang gak ada habis habisnya , tapi begitulah kenyataannya , mau tidak mau suka tidak suka keberadaan PKK selalu ada di semua wilayah di negara ini , konon tujuan  awal pembentukan  organisasi ini adalah memberi  dampak positif  bagi perempuan di Indonesia .
Namun sepertinya  belum banyak perempuan yang mendapatkan efek positif  justru sebaliknya menerima dampak negative , seperti aku misalnya , selama ini aku aktif PKK , sebisa mungkin kalau gak ada keperluan  yang penting aku pasti datang , dengan pakaian  atas bawah hijau  sebagai seragam kebanggaan organisasi ini .
Tapi kali ini aku benar – benar merasa gak nyaman dan aku merasa nama baikku dipertaruhkan , digosipkan sana sini dan ini tentu saja  mengancam personal branded .
                Sebagai warga perumahan yang sudah menetap selama 12 tahun , aku berusaha  menjaga  nama baikku tapi sekarang ….aku merasa nama baikku tergores gara – gara sikap bu Minto  yang tiba – tiba malam itu setelah  magrib datang ke rumahku   dengan emosi sambil   mengembalikan  uang PKK sebesar 2 juta yang sebelumnya dipinjam .
La tentu saja aku kaget , bagaimana tidak lagi enak enak diskusi dengan anakku soal masa depan , di ruang tamu  , tiba – tiba pintu rumahku diketuk orang …
“ tok …tok…Assalamu’alaikum……”
“ Walaikum salam , oh…  bu Minto , silahkan bu …”
Hatiku langsung ciut melihat kedatangan ibu yang terkenal  trouble maker ini
“ ada apa ya bu ….” Sambil mempersilahkan   tamuku duduk , aku berusaha menata hati sekuat mungkin , guna menghindari hal hal  di luar jangkauan pemikiranku .
“ ada apa ya bu …”
“ Saya mau mengembalikan uang yang sudah  saya pinjam dari PKK , saya merasa sudah digosipkan ibu ibu soal uang ini , katanya saya maunya menang sendiri , gara – gara saya , ibu – ibu lain gak  jadi pinjam , ini bu , uangnya saya kembalikan …”
Bu minto mengulurkan 2 bendel uang  senilai  dua juta  padaku  ….
Tiap kali  beradu mata , bu Minto langsung mengalihkan pandangannya dariku .
“ sudah ya bu , uangnya sudah saya kembalikan , jangan gosipin saya lagi ya bu ….”
Suara tajam sekali penuh dengan kemarahan  menghujamku , aku menghela nafas panjang berusaha menenangkan diri .
“ Siapa sih bu , yang sudah ngosipin gak enak …?” kucoba lempar  tanya sekenanya
“ Walah jeng , kok ya pura – pura gak tau …”
“ lo emang ibu  digosipin apa ….?
“ Ya tentang uang ini , yang katanya saya inilah , itulah , ya begini kalau tinggal di perumahan setengah kampung , banyak mulut , cerita satu meter bisa jadi 10 meter …”
Suasana sore itu merubah kelam  , aku tersisih dan terduga  menjadi tersangka utama penyebar gossip hanya karena aku menjadi  pengurus simpan pinjam dan dianggap paling tahu duduk persoalannya ….
Selama 2 tahun aku jadi pengurus simpan pinjam di PKK , baru kali ini  aku terjebak masalah dengan anggota , serba salah , tapi ya aku berusaha memahami kemarahan bu Minto dan biarlah aku mengalah , mungkin semua ini hanya salah paham .
Dengan mencoba berbesar hati , kucoba  bicara baik baik bu Minto , memintanya untuk tidak mudah terpengaruh orang lain , sepintas ia kupukir  mendengarkanku , tapi ternyata tidak , karena belum selesai aku bicara , dia sudah berdiri ….dengan sikap agak kasar ....
“ sudah bu , saya pulang …!”
“ oke , terimakasih ya ….”
Bu Minto bergegas pulang tanpa memperdulikan kalimatku  
Ya Tuhan , mungkin inilah saat yang tepat untuk introspeksi diri ,  selama ini aku merasa  menjadi orang yang paling  benar dan sibuk  dengan menjaga nama baik , sampai – sampai secara pribadi  aku merasa sudah sempurna , padahal  bagi orang lain   banyak kekurangan menempel di tubuhku .
Aku nggak nyadar ternyata ada orang yang merasa terluka oleh sikapku , terdholimi oleh tutur kataku , Astagfirullah hal adzim …, Maafkan aku Ya Allah ….



Tidak ada komentar:

Posting Komentar