Kalau
nyebut istilah PKK , pasti yang
terbayang adalah organisasi ibu – ibu , yang jumlahnya lebih dari 20 orang pake ‘ baju hijau lumut dan kalau sudah
ngumpul ngumpul pasti ramainya minta …. Ampun
Ya , namanya saja kumpulan ibu ibu ya harus dimaklumi , la gimana ….
Dua orang ibu saja kalau
bertemu sudah ramai apalagi 20 orang , pasti heboh . hiruk pikuk ramainya pasar bisa
kalah dengan suara sahut sahutan para ibu yang saling
cerita sana sini , entah apa yang
dibicarakan .
Rasanya memang gak ada habis
habisnya , tapi begitulah kenyataannya , mau tidak mau suka tidak suka
keberadaan PKK selalu ada di semua wilayah di negara ini , konon tujuan awal pembentukan organisasi ini adalah memberi dampak positif bagi perempuan di Indonesia .
Namun sepertinya belum banyak perempuan yang mendapatkan efek
positif justru sebaliknya menerima
dampak negative , seperti aku misalnya , selama ini aku aktif PKK , sebisa
mungkin kalau gak ada keperluan yang
penting aku pasti datang , dengan pakaian
atas bawah hijau sebagai seragam
kebanggaan organisasi ini .
Tapi kali ini aku benar – benar
merasa gak nyaman dan aku merasa nama baikku dipertaruhkan , digosipkan sana
sini dan ini tentu saja mengancam
personal branded .
Sebagai
warga perumahan yang sudah menetap selama 12 tahun , aku berusaha menjaga
nama baikku tapi sekarang ….aku merasa nama baikku tergores gara – gara
sikap bu Minto yang tiba – tiba malam
itu setelah magrib datang ke rumahku dengan emosi sambil mengembalikan
uang PKK sebesar 2 juta yang sebelumnya dipinjam .
La tentu saja aku kaget ,
bagaimana tidak lagi enak enak diskusi dengan anakku soal masa depan , di ruang
tamu , tiba – tiba pintu rumahku diketuk
orang …
“ tok …tok…Assalamu’alaikum……”
“ Walaikum salam , oh… bu Minto , silahkan bu …”
Hatiku langsung ciut melihat
kedatangan ibu yang terkenal trouble
maker ini
“ ada apa ya bu ….” Sambil
mempersilahkan tamuku duduk , aku
berusaha menata hati sekuat mungkin , guna menghindari hal hal di luar jangkauan pemikiranku .
“ ada apa ya bu …”
“ Saya mau mengembalikan uang
yang sudah saya pinjam dari PKK , saya
merasa sudah digosipkan ibu ibu soal uang ini , katanya saya maunya menang
sendiri , gara – gara saya , ibu – ibu lain gak
jadi pinjam , ini bu , uangnya saya kembalikan …”
Bu minto mengulurkan 2 bendel uang senilai
dua juta padaku ….
Tiap kali beradu mata , bu Minto langsung mengalihkan
pandangannya dariku .
“ sudah ya bu , uangnya sudah
saya kembalikan , jangan gosipin saya lagi ya bu ….”
Suara tajam sekali penuh dengan
kemarahan menghujamku , aku menghela
nafas panjang berusaha menenangkan diri .
“ Siapa sih bu , yang sudah
ngosipin gak enak …?” kucoba lempar tanya
sekenanya
“ Walah jeng , kok ya pura – pura
gak tau …”
“ lo emang ibu digosipin apa ….?
“ Ya tentang uang ini , yang
katanya saya inilah , itulah , ya begini kalau tinggal di perumahan setengah
kampung , banyak mulut , cerita satu meter bisa jadi 10 meter …”
Suasana sore itu merubah
kelam , aku tersisih dan terduga menjadi tersangka utama penyebar gossip hanya
karena aku menjadi pengurus simpan
pinjam dan dianggap paling tahu duduk persoalannya ….
Selama 2 tahun aku jadi pengurus
simpan pinjam di PKK , baru kali ini aku
terjebak masalah dengan anggota , serba salah , tapi ya aku berusaha memahami kemarahan
bu Minto dan biarlah aku mengalah , mungkin semua ini hanya salah paham .
Dengan mencoba berbesar hati ,
kucoba bicara baik baik bu Minto ,
memintanya untuk tidak mudah terpengaruh orang lain , sepintas ia kupukir mendengarkanku , tapi ternyata tidak , karena
belum selesai aku bicara , dia sudah berdiri ….dengan sikap agak kasar ....
“ sudah bu , saya pulang …!”
“ oke , terimakasih ya ….”
Bu Minto bergegas pulang tanpa
memperdulikan kalimatku
Ya Tuhan , mungkin inilah saat
yang tepat untuk introspeksi diri , selama
ini aku merasa menjadi orang yang
paling benar dan sibuk dengan menjaga nama baik , sampai – sampai
secara pribadi aku merasa sudah sempurna
, padahal bagi orang lain banyak kekurangan menempel di tubuhku .
Aku nggak nyadar ternyata ada
orang yang merasa terluka oleh sikapku , terdholimi oleh tutur kataku ,
Astagfirullah hal adzim …, Maafkan aku Ya Allah ….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar